Ahmad Bustomi dan Vendry Mofu, Kunci Eksperimen 4-3-3 Jacksen F Tiago
Tuesday, July 23, 2013
Ketika Ahmad Bustomi diberitakan merapat ke Timnas untuk
bergabung bersama Indonesia XI melawan Liverpool, hal ini menunjukkan Jacksen F
Tiago beritikad memperbaiki lini tengah Indonesia yang compang-camping ketika
menghadapi Arsenal beberapa hari sebelumnya. Pada pertandingan melawan Arsenal,
Achmad Jufriyanto dan Immanuel Wanggai gagal memenuhi ekspektasi Jacksen untuk
setidaknya membuat lini tengah Arsenal tidak leluasa menguasai bola.
![]() |
@KampusBola |
![]() |
@Bustomi_19 |
Sejujurnya, tak banyak pemain-pemain lokal Indonesia yang
mampu mengisi sektor lapangan tengah sebagai playmaker. Tercatat hanya Egy
Melgiansyah, Firman Utina, Vendry Mofu, dan Ahmad Bustomi saja pemain lokal
yang mempunyai kapasitas mengisi posisi tersebut.
Dahulu ketika Kim Jeffrey Kurniawan memainkan laga
pertamanya di tanah air dalam sebuah charity
game, besar harapan kita melihatnya berseragam merah-putih sebagai advance playmaker (penyerang lubang/ trequartista) di kemudian hari. Di
pertandingan itu, Kim mendapat sanjungan dari Jacksen F Tiago dan Rahmad
Darmawan karena kemampuannya mengalirkan bola dari lini tengah ke lini depan.
Namun, performa Kim meredup sejak bergabung dengan Persema dan ia justru lebih
sering diposisikan sebagai bek kiri oleh Timo, pelatih Persema kala itu.
Ada juga nama Pieter Rumaropen, playmaker Persiwa, satu dari
sedikit gelandang lokal Indonesia yang mampu berperan sebagai goal-getter di timnya. Ia telah
mengoleksi 54 gol dari 153 pertandingan yang ia lakoni bersama Persiwa. Raihan
goalnya tentu terhitung besar, mengingat posisinya sebagai gelandang.
Sayangnya, kini berita mengenai pemukulan wasit yang dilakukan oleh Pieter
lebih santer terdengar daripada prestasinya sebagai playmaker.
Dengan redupnya beberapa bakat di atas dan tidak dipanggilnya
Firman maupun Egy ke Timnas, praktis Vendry dan Bustomi akan menjadi tulang
punggung lini ¾ lapangan Timnas di beberapa pertandingan ke depan. Dengan karakter
permainan yang berbeda, --Bustomi yang biasanya bermain lebih ke dalam dan Vendry
yang bertipikal lebih offensive--
keduanya dapat dimainkan bersamaan secara padu di atas lapangan. Menilik
pada dua pertandingan uji coba terakhir Timnas, tampaknya Jacksen lebih suka
menempatkan Vendry Mofu sebagai penyerang lubang mendampingi dua striker di
depan dengan pola 4-3-3 atau 4-2-1-3.
Dengan pola 4-3-3, besar kemungkinan Bustomi akan dimainkan di
belakang Vendry sebagai deep-lying playmaker
di lini tengah dengan didampingi
dua gelandang yang bertipikal bertahan, Achmad Jufriyanto, Tony Sucipto, atau Immanuel Wanggai. Pada pertandingan melawan Liverpool
lalu, skema permainan seperti ini tidak berjalan secara sempurna karena
Indonesia harus menghadapi tim yang secara kualitas lebih baik dan memaksa
Indonesia lebih banyak bertahan.
Namun, pada pertandingan dengan pressure yang lebih rendah, bukan tidak mungkin Jacksen akan berhasil mengadopsi pola permainan 4-3-3 dengan Bustomi dan Vendry Mofu sebagai kunci permainan di ¾ lapangan. Pola ini jelas akan merubah warna permainan Timnas yang selama ini selalu terpaku pada pola permainan 4-4-2. Lalu, sejauh mana Jacksen akan bereksperimen dengan skema baru ini?
Namun, pada pertandingan dengan pressure yang lebih rendah, bukan tidak mungkin Jacksen akan berhasil mengadopsi pola permainan 4-3-3 dengan Bustomi dan Vendry Mofu sebagai kunci permainan di ¾ lapangan. Pola ini jelas akan merubah warna permainan Timnas yang selama ini selalu terpaku pada pola permainan 4-4-2. Lalu, sejauh mana Jacksen akan bereksperimen dengan skema baru ini?
0 comments